UNTUK kelima kalinya, Pesta Sastra digelar dengan meriah di Aula Gedung ACC Kampus Uteunkot Universitas Malikussaleh, 27 – 28 Desember 2022. Bagi sebuah kegiatan yang dikelola mahasiswa yang kepanitiaannya terus berganti, ini menjadi sebuah prestasi tersendiri, apalagi jika mengingat usia Himpunan Mahasiswa Sastra Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan relatif muda dibandingkan dengan himpunan mahasiswa dari program studi lainnya.
Tahun ini, ada yang berbeda dengan keempat acara sebelumnya. Selain digelar akhir tahun dengan keterlibatan penonton yang lebih banyak, acara yang digelar juga lebih banyak jenisnya.
Dosen pengampu mata kuliah Drama, Reza Pahlevi Ginting M.Pd, mengaku ingin membuat perubahan dibandingkan dengan acara serupa tahun-tahun sebelumnya. “Dari informasi yang saya peroleh, tahun-tahun sebelumnya sepi penonton karena sudah memasuki akhir semester atau awal semester,” ungkapnya di Lhokseumawe, Sabtu (31/12/2022).
Tanpa kehadiran penonton, sebuah pertunjukan seni memang kehilangan ruhnya. Jadi, pemilihan waktu pertunjukan sangat menentukan. Bahkan, jika melihat kalender akademik, akhir tahun bukan waktu yang tepat untuk sebuah acara. Mahasiswa banyak yang pulang kampung menjelang akhir semester, dan akhir penuh dengan berbagai agenda lain yang membuat orang memiliki kesibukan sendiri.
Mendapat dukungan anggaran juga sangat sulit di akhir tahun, baik dari kalangan sponsor lebih-lebih dari lingkungan internal. Kondisi ini harus menjadi perhatian mahasiswa dan dosen pengampu agar menyiapkan Pesta Sastra jauh-jauh hari serta menyesuaikan dengan masa anggaran.
Berbagai kondisi yang serba tidak mendukung tersebut, tidak menyurutkan semangat pegiat Himpunan Mahasiswa Sastra (Himasa) Universitas Malikussaleh. Dengan berbagai upaya dan dukungan dari pihak sponsor, akhirnya Pesta Sastra-5 bisa terlaksana,” ungkap Reza Pahlevi Ginting.
Pertunjukan seni yang digelar mahasiswa dalam Pesta Sastra-5 adalah TV Eng Ong, drama, musikalisasi puisi, monolog, dan pemutaran sejumlah film. Tahun ini, untuk pementasan film ada tiga yang akan ditayangkan, yaitu untuk kelompok A1 berjudul “Rumah Impian”, A2 berjudul “Riyeuk”, dan A3 berjudul “Jaka Tarub dan 7 Bidadari”. Film-film yang ditayangkan merupakan karya asli mahasiswa Bahasa di Universitas Malikussaleh.
Pesta Sastra-5 juga menampilkan teater dari tiga kelas. Untuk A1 berjudul “Surat Kecil Untuk Tuhan”, A2 dengan judul “Toentong Gapu”, dan untuk A3 berjudul “Atu Belah Atu Betangkup”. Sementara untuk monolog dari mahasiswa mempertunjukan tiga karya monolog. Kelompok A1 menampilkan monolog berjudul Skizofrenita, A2 berjudul “Mata Luka Sengkon Karta”, dan kelas A3 berjudul “Topeng-Topeng”.
Dari penampilan teater, terlihat ada beberapa kelemahan mendasar seperti naskah yang masih alur masih monoton, penempatan properti yang justru mengganggu pandangan penonton (blocking), artikulasi, serta dialog pemain yang sering tertimpa dengan narator. Dengan fasilitas yang belum memadai dan persiapan singkat, berbagai kelemahan itu bisa dimaklumi, walau untuk mengikuti perlombaan, kelemahan mendasar itu bisa mengurangi penilaian.
Reza Pahlevi juga mengingatkan penempatan pemain dan properti masih belum tepat. Harusnya bisa ditempatkan di titik yang lebih dekat dengan bibir panggung.
Ketua Himpunan Mahasiswa Sastra (Himasa) Universitas Malikussaleh, Misbahul Munir, menyebutkan Pentas Sastra merupakan kegiatan rutin yang mereka gelar saban tahun. Untuk tahun ini digelar dengan tema “Warna-Warni Kreativitas Sastra” yang melibatkan mahasiswa serta alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Malikussaleh.
“Pesta Sastra bertujuan untuk mengasah kreativitas mahasiswa guna melestarikan budaya apresiasi seni. Melalui pertunjukan ini diharapkan para pecinta bisa mengasah kreativitasnya,” ujar Misbahul Munir seusai acara, Rabu (28/12/2022).
Menurutnya, Pesta Sastra-5 diselenggarakan demi mengaplikasikan mata kuliah Drama dan sebagai ajang adu bakat khususnya dalam bidang teatrikal dan perfilman bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Drama.
Ketua panitia, Azman Rinaldi, mengungkapkan bahwa dengan waktu sekitar dua bulan, panitia berusaha mempersiapkan segala hal demi menyukseskan Pesta Sastra-5. Kegiatan ini menjadi kebanggaan tersendiri yang dapat membuat mahasiswa menggali potensi diri.
“Selain melibatkan mahasiswa Unimal, kegiatan ini juga diproyeksikan akan melibatkan komunitas pegiat sastra dari luar kampus, termasuk masyarakat yang aktif dalam bidang teatrikal, dan antusias dalam kegiatan seni,” papar Azman.
Ulfha Rahmah dari Komunitas Teater Abang menyebutkan Pesta Sastra-5 adalah acara yang menarik untuk kalangan mahasiswa dan masyarakat umum, di tengah minimnya acara seni di Lhokseumawe dan Aceh Utara. “Kampus dan pemerintah, terutama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, wajib mendukung acara ini,” kata Ulfha yang menyaksikan acara tersebut selama dua hari penuh.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Malikussaleh, Dr Azhari, mengharapkan kegiatan Pesta Sastra ke depan bisa dipersiapkan lebih awal.
Terlepas dari berbagai kekurangan, Pesta Sastra-5 menjadi sebuah momen untuk menggeliatkan kembali kegiatan seni panggung yang sudah lama tenggelam akibat pandemi Covid-19, selain menjadi media penyaluran bakat seni mahasiswa, alumni, dan generasi muda lainnya. [Ayi Jufridar]