Lhokseumawe – Kegiatan seni tahunan Festival Sastra kembali digelar Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Himasa) FKIP Universitas Malikussaleh di Aula Gedung ACC Cunda Lhokseumawe, 19 - 20 Juni 2023. Kegiatan tersebut dimeriahkan para peserta dari berbagai kampus di Lhokseumawe, Aceh Utara, dan Bireuen.
Peserta Kontes Monolog Festival Sastra 2023 di Aula Gedung ACC Cunda Lhokseumawe, Kampus Universitas Malikussaleh (19/06/2023)
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Malikussaleh, Safriandi, S.Pd., M.Pd mengungkapkan Festival Sastra 2023 mengangkat tema “Semarak Kebudayaan Harmonisasi Festival Sastra.” Selain perlombaan monolog yang terbuka bagi beberapa kampus terdekat, Festival Sastra juga menyajikan sejumlah kegiatan seni.
Ketua Himasa Universitas Malikussaleh, Misbahul Munir, mengatakan kegiatan tahun ini sangat berbeda dari sebelumnya karena panitia menggelar kontes monolog. “Kali ini kami mengundang mahasiswa dari berbagai kampus yang ada di Lhokseumawe dan sekitarnya,” ungkap Misbahul Munir, Senin (19/6/2023).
Beberapa judul yang dipentaskan dalam Festival Sastra 2023 adalah tim Aksata mengangkat monolog dengan judul “Aku hanya Korban”, tim Alvaska (Harassement), tim Amerta (Kumayang), Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Atu Belah Atu Betangkup), Politeknik Negeri Lhokseumawe (Danau Kematian), tim Estukara (Balada Sumarah karya Tentrem Lestari), tim Lunatik (Aku Bisa Apa), tim Monolog C19 (Tolong, Aku tidak Bisa Bernapas), dan Teater Burong Tujoh (Dream).
Selain menggelar kontes monolog, Pentas Sastra 2023 juga menampilkan berbagai pertunjukan seni dari Komunitas Backkaru Bireuen, pembacaan puisi dari Rangkang Sastra Bireuen, tim kolaborasi dramatisasi puisi "Jembatan" dari kumpulan komunitas di Lhokseumawe, serta tarian.
Ketua Panitia Pentas Sastra 2023, Tri Wahyu Ramadhana, mengungkapkan pihaknya mengundang kampus lain untuk ambil bagian dalam kegiatan tahunan tersebut. “Harapannya, Pentas Sastra bisa menjadi milik bersama untuk memberikan ruang mahasiswa mengasah keterampilan seni,” katanya. Menurut Wahyu, Pentas Sastra merupakan acara kebanggaan yang dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk menggali banyak potensi diri di bidang seni. “Ini juga menjadi kesempatan bagi pegiat seni untuk menghadapi berbagai kegiatan lainnya, baik yang digelar dinas maupun komunitas seni yang ada di Lhokseumawe dan seluruh Aceh, selain memberikan hiburan bagi pengunjung,” tambah Wahyu